Akuntansi yang dipahami selama
ini adalah akuntansi sebagai instrumen pelaporan keuangan saja.
Instrumen dalam melakukan pencatatan
hingga pelaporan atas berbagai transaksi keuangan seringkali berpotensi disalah-gunakan, baik untuk memenuhi kepentingan
manajer atau kepentingan mengelabuhi pemerintah dalam pembayaran pajak.
Munculnya manajemen laba dan tindakan fraud itu disebabkan karena terlalu
sempit kita memaknai akuntansi. Ketika akuntansi hanya dimaknai sebagai
instrument saja, maka akuntansi akan kehilangan ruhnya.
Ada nilai-nilai yang terkandung
dalam akuntansi. Nilai-nilai kejujuran, Nilai keikhlasan, nilai kesabaran, nilai
keterbukaan dan nilai anti korupsi. Nilai-nilai inilah yang senantiasa diperjuangkan
oleh seorang akuntan. Terbukti dari sekian banyak transaksi yang terjadi, kalau
tidak terdokumentasi maka akan menimbulkan banyak persoalan, tentunya persoalan
kecurangan dan sebagainya. Pelaporan keuangan merupakan komitmen dari entitas
untuk menyajikan berbagai transaki yang terjadi apa adanya, ada nilai kejujuran
dan akuntablitas dalam pelaporan itu, sehingga tidak berlebihan kalau saya
mengatakan bahwa akuntansi memberikan kontribusi besar dalam menyemaikan nilai
kejujuran di muka bumi ini. Namun ketika akuntansi tidak menyatu dengan nilai kejujuran
yang dititipkan Tuhan dalam diri manusia, maka akuntansi akan kehilangan energi
positifnya. Karena nilai kejujuran yang ada pada diri manusia memiliki
kohesifitas dengan akuntansi.
0 komentar:
Posting Komentar